Jika kita
membahas seputar film Doraemon, tentu yang segera terlintas di pikiran
kita adalah robot kucing yang berkepala bulat berwarna biru, tak punya telinga,
bersuara parau, dan memiliki kantong ajaib. Lebih dari itu, kita akan sedikit
menggeser pikiran kita kepada seorang anak laki-laki pemalas yang lemah di
bidang akademik dan olahraga, Nobita.
Tapi, sadarkah kita bahwa film
Doraemon tak hanya seputar itu?
Banyak hal-hal
menarik yang bisa dipelajari dari tokoh kartun Jepang ciptaan Fujiko F. Fujio
ini. Cerita Doraemon, secara tidak langsung menyadarkan anak-anak bahwa tidak
ada yang bisa didapat dengan begitu mudah di dunia ini.
Kisah Doraemon
mengajarkan kita untuk berjuang mewujudkan keinginan. Nobita yang begitu
pemalas bahkan selalu memiliki keinginan untuk memperjuangkan sesuatu dari
dirinya sendiri.
Meski selalu
saja bertindak bodoh dan ceroboh, paling tidak dia sudah berani memiliki
keinginan yang besar. Walaupun segala keinginannya terpenuhi berkat kantong
ajaib milik Doraemon, tapi, ia sebenarnya tidak selalu semudah itu meminta
‘barang ajaib’ pada Doraemon.
Seringkali ia
harus lebih dulu merengek, mengeluh, atau menepati perjanjian-perjanjian
tertentu dengan Doraemon. Berkat kantong itu, Nobita bisa mendapatkan
keinginannya dalam sekejap, namun biasanya ia harus menggunakannya dengan
bijak, karena bila hanya mengikuti nafsu, alat Doraemon sering menjadi senjata
makan tuan.
Persahabatan
Nobita dengan Shizuka, Suneo dan Giant sebenarnya sangatlah aneh. Nobita sangat
menyukai Shizuka yang cantik dan pintar, Nobita selalu iri pada Suneo yang anak
orang kaya dan Nobita selalu menjadi korban ketidaksabaran Giant.
Tapi, mereka
selalu bersama-sama dan saling membantu jika kesulitan. Begitu pula dengan
Doraemon, yang selalu setia membantu dan menemani Nobita. Persahabatan mereka
bahkan dipastikan akan membuat kita menangis saat menyaksikan film “Stand By Me
Doraemon” yang tayang 10 Desember 2014.
Kisah Doraemon mengajarkan
kita untuk mencintai alam
Di film
Doraemon, Nobita digambarkan sangat senang bersantai di atas rerumputan hutan
yang ada di bukit belakang sekolahnya yang juga selalu menjadi tempatnya
‘kabur’ dan berlindung dari apapun.
Di beberapa
episode serial Doraemon juga digambarkan Nobita sangat mencintai hutan dan
tidak mau membuang sampah sembarangan. Hal itu menjadi suatu bagian yang baik
dari seorang pemalas seperti Nobita. Dia, rupanya sangat menikmati dan
mencintai alam.
Kisah Doraemon mengajarkan
bahwa setiap orang pasti punya sisi baik dan tidak baik
Bagi anak-anak,
kisah ini sangatlah cocok untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
ibu atau bapak yang mendampingi anaknya menonton serial Doraemon di Minggu
pagi, tentu akan mudah memberitahu sang anak, bagaimana jadinya jika menjadi
baik dan bagaimana jadinya jika menjadi tidak baik.
Mengatakan bahwa
tidak boleh menjadi anak yang malas jika tidak ingin mendapat nilai 0 saat
ulangan seperti Nobita, tidak boleh sombong seperti Suneo dan tidak boleh
bertindak seenaknya dan cepat marah seperti Giant kepada anak tentu menjadi
mudah untuk dimengerti. Pastinya, katakan bahwa setiap anak harus menjadi anak
manis dan pintar agar disukai banyak orang seperti Shizuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar