Pelajaran Berharga Dari Ibu Penjual Nasi Uduk

Yosh, Assalamu'alaikum Wr. Wb
gimana kabarnya? semoga baik-baik aja ya
.

.

Jadi kali ini gue bakalan cerita tentang pelajaran hidup berharga yang gue dapat belakangan ini, terlebih tentang bagaimana belajar bersyukur.

.

Oke pembukaan dulu, jadi gue ini ngekos di daerah pemukiman penduduk, dibilang kumuh banget juga ngga, dibilang modern banget juga ngga, jadi menurut gue pas lah buat gue tinggal disana, sekalian bersosialisasi dengan masyarakat dan memetik pelajaran hidup di lingkungan sekitar.

.

Cerita ini bermula ketika gue pengen menikmati weekend pagi gue, dengan kehidupan mahasiswa yang cukup flat dan padat menurut gue, gue pengen sekali-sekali menikmati weekend pagi gue dengan tenang,damai, dan nikmat. biasanya kalau weekend, habis subuhan gue mager keluar kosan dan lebih memilih buat tidur lagi, tapi kala itu karena gue pengen menikmati weekend pagi yang indah, akhirnya mencoba menyusun rencana weekend pagi. rencana gue kala itu adalah : beli nasi uduk buat sarapan, trus makan di kamar kosan sambil nonton kartun. 

.

Yak, simpel dan kekanakan banget kan? but yaa, kondisi seperti itu sangat susah buat gue dapetin sekarang, cara gue refreshing dan menikmati akhir pekan sesimpel itu emang, bener-bener kenikmatan yang hqq untuk melarikan diri dari hiruk pikuk weekdays. setelah rencana gue patenkan haha, jam setengah tujuh-an gue keluar dari cangkang gue (re: kosan) dan mulai mencari nasi uduk. sebenarnya ada warung nasi uduk yang deket dengan kosan gue, tapi kali itu gue memilih buat nyari yang agak jauhan, itung-itung sekalian jalan pagi. setelah berjalan sekitar 400-500m-an, gue menemukan warung nasi uduk yang tulisannya "nasi uduk alhamdulillah". fyi, sebenarnya gue udah sering ngelewatin warungnya, tapi kalau beli langsung ga pernah, ya gue cukup mager buat beli jauh-jauh, tapi saat itu ngga haha.

.

Ok gue masuk ke warungnya, keadaan saat itu cukup ramai pembeli, kalo ga salah gue antrian ketiga, dan di belakang gue masih ada lagi. yang jual suami istri, istrinya ngelayanin buat yang mesen nasi uduk,suaminya ngelayanin buat yang beli ketupat sayur (selain jual nasi uduk disana juga jual ketupat sayur). satu hal yang gue notice saat itu adalah, si ibu selalu mengucap hamdalah (alhamdulillah) setiap kali dia nuangin nasi ke pincuk, naruh lauknya, sampai dia nerima uang dari pembelinya, lisannya ga pernah berenti berucap syukur kepada Allah  (mungkin karena ini kali ya nama warungnya nasi uduk alhamdulillah). Gue takjub banget saat itu, ga lebay, cuma hati gue bergetar ngeliat dan mendengarnya. Di zaman yang modern ini, masih ada manusia yang pandai bersyukur seperti ibu itu.

.

Well, lalu tibalah giliran gue yang dilayani, gue pun memesan satu bungkus nasi uduk. terus ibunya nanya "nasinya seporsi apa setengah?", karena gue takut setengah porsi ga cukup, dan saat itu gue emang laper, gue bilang lah ke ibunya pesen yang seporsi. ternyata seporsinya itu kayak satu setengah porsi :v, but gapapa lah, sekali-kali pikir gue. gue pun memilih lauk bihun goreng, telor balado, sama tempe orek (lauknya macem-macem, yaa khas nasi uduk betawi gitu. Selain lauk yang gue pilih, ada juga semur jengkol,semur telor,dll). Ibunya melayani dengan cekatan, ramah, kadang ngasih celetukan juga haha, ditambah hamdalah dari si ibu yang bikin nasi uduknya lebih berkah, dan diakhiri dengan pelengkap sambel dan kerupuk biar makin nikmat, gue pun membayar. "berapa bu?", "8 rebu" . Gilaa, dengan porsi tukang kek gitu cuma 8 ribu gaes,akhirnya biar duitnya genap 10k gue nambah gorengan tempe 1,bakwan 1. gue pun bayar apa yang gue beli, terus balik ke kos dengan perasaan senang hehe...

.

Sampe kosan gue pun mempersiapkan segalanya : isi air minum di botol, nyalain laptop buat nonton kartun, buka bungkusan nasi uduknya hehe. pagi itu pun gu jalani dengan suka cita. Kenyang banget ngabisin nasi uduknya. Sekali-kali lah ya, makan kekenyangan sebenarnya gaboleh, tapi karena udah terlanjur gue pesen, daripada mubazzir kan. btw, nasi uduknya enak loh. Akhirnya gue menikmati weekend pagi nikmat yang haqiqi saat itu, alhamdulillah...

.
FYI buat temen-temen yang pengen nyobain nasi uduknya, temen-temen bisa beli langsung aja, alamatnya di jalan poros Kalimongso, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
.

.

Pesan yang pengen gue sampein kali ini adalah:

1. Pelajaran hidup bisa lo dapet dari mana aja, kapan aja, dan dari siapa aja. So, cermati sekitarmu, jangan merendahkan siapapun, dan jangan menganggap "tinggi" diri lo, karena Allah menilai pribadi seseorang itu dinilai dari akhlaknya, dari amal perbuatannya, bukan dari apa jabatan dan siapa diri lo di dunia

2. Gue banyak belajar kala itu dari ibunya, dari ucapan dan kebiasaan simpelnya itu, gue menjadi sangat malu, sudah kah diri ini menjadi pribadi yang pandai bersyukur? sebegitu kufur nikmat kah diri ini hingga cuma faseh baca hamdalah seusai shalat fardhu saja? astagfirullahaladzim :"

3. Jadilah hamba Allah yang pandai bersyukur, syukur itu banyak caranya, dengan hati, lisan, dan perbuatan. Jadilah hamba yang hatinya tak berenti bersyukur, lisannya tak berenti mengucap hamdalah, dan perbuatannya yang bermanfaat bagi orang lain sebagai tanda kesyukurannya. Apa yang ibu penjual nasi uduk lakukan itu syukur dengan lisan. di agama gue, yakni islam, Allah SWT udah bilang di Al-Qur'an

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'" (QS. Ibrahim: 7).

4. Dalam sisi universal, gue yakin semua agama mengajarkan penganutnya buat menjadi pribadi yang bersyukur atas nikmat yang Tuhannya berikan. So, yuk kita sama-sama membenahi diri, menjadi pribadi yang lebih baik, dengan kita pandai bersyukur, kita ga akan merasa kekurangan, akan merasa berkecukupan, kita akan menjadi insan yang sukar mengeluh, dan akhirnya akan membuat hidup kita menjadi lebih mudah,indah, dan tentram untuk dijalani :)

.

.

.

Cukup sekian post gue kali ini, semoga bermanfaat ya, ambil yang baiknya, tinggalin yang jeleknya :)

.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.