Senin, 21 Agustus 2017

Diam Untuk Beranjak

Diam Untuk Beranjak
Karya Muh. Naufal F.



cukup lama ku berfikir
tak sekejap ku termenung
tentangmu yang masih di pelataranku
tentangmu yang masih menghiasiku
tak ingin ku berhenti mengangankanmu

izinkanku tuk diam disini
tuk tetap berharap akan dirimu
tuk tetap mencoba bertahan padamu
mengharapkanmu tuk jadi masa depanku
yang kan kucoba untuk mewujudkan
bukan hanya sekedar angan
yang tak jadi kenyataan

kumohon agar kau tetap menjagaku
menjaga mataku,hatiku
kau tau, dunia ini terlalu luas
izinkanku tuk tetap berpaku padamu
agar kubisa menjaga diriku
menjaga fluktuasi hati ini
dari derasnya godaan yang menerpa

izinkanku tuk beranjak
menjadi pribadi yang lebih bijak
menjadi insan yang lebih baik
yang semoga bisa memimpinmu kelak

biarkan saat ini kita diam sejenak
menggapai ambisi dan angan pribadi

biarkan ku berada dalam ketidakjelasan
jawabanmu bukan harapanku saat ini
biarkan waktu mendewasakanku
biarkan waktu mendewasakan kita

tak perlu kau menungguku
harapku kujaga agar tak menggebu padamu
aku pun tak akan mengekangmu
tak ingin ku buat janji yang membuatmu sakit hati
kan kujaga agar hati ini tetap stabil
tak fanatik layaknya masa laluku padamu

bolehkah ku berharap satu lagi padamu?
aku harap rasa itu masih menyala
izinkan ia tuk tetap menyala, walau redup

jikalau apa atas yang kuharapkan ini
atas pengelanaan dan penantian ini
dan hilirnya tak menuju padamu
aku mohon
izinkanku
biarkanku
bolehkanlah diri ini
tuk tetap membingkai bayangmu
walau hanya sekedar bayang
yang nafasnya pun tak dapat kurasakan
setidaknya dapat kujadikan pengobat kalbu

maafkanku jika rasa masih ada padamu
kutahu mungkin kau tak berfikir lagi tentang hal ini
entah optimisku memang pesimis
sajak pun rasanya sulit tuk menyampaikannya padamu

mungkin sekelumit sajak ini
tak bisa mengutarakan semuanya padamu
semoga dapat tersampaikan
yang dahulu tak kuutarakan

4 komentar:

  1. Cinta, apa itu cinta...? Kita hidup karena cinta.

    BalasHapus
  2. kata emang paling efektif buat menumpahkan resah dalam dada. semoga bersama mengalirnya kata, turut mengalir juga segala beban yang selama ini tersimpan dalam dada.

    nice post.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mba, kadang kalau sendiri dan lagi mumet, salah satu cara ngobatinnya dengan nulis kayak gini.

      makasih mba:)

      Hapus